Salah satu situs di voaindonesia.com menuliskan bahhwa, WHO menganjurkan
setiap orang yang terjangkit HIV, virus yang menyebabkan AIDS, agar
menjalani terapi antiretroviral, segera setelah didiagnosa.
Dalam wawancaranye dengan VOA, Koordinator Pengobatan dan Perawatan
HIV-AIDS, Meg Doherty mengatakan, ujicoba klinik menunjukkan, pengobatan
anti-retroviral menjamin pasien yang terjangkit HIV usianya lebih
panjang dan sehat, sementara menurunkan resiko penularan virus kepada
pasangannya.
“Kami juga yakin, dengan memulai terapi dini pada lebih banyak orang, kami akan punya kesempatan mengakhiri penyakit AIDS pada tahun 2030, dan mengakhiri wabah kesehatan publik ini tidak berarti virusnya hilang sama sekali. Tetapi berarti, infeksi baru jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang menjalani terapi, dan akan semakin sedikit orang terkena infeksi,” ujar Doherty.
WHO juga menganjurkan pengobatan anti-retroviral untuk pasien yang beresiko besar terkena HIV, misalnya pria yang berhubungan seks dengan pria lain, atau pengguna narkoba dengan alat suntik. Terapi pencegahan itu seharusnya menjadi bagian dari sebuah paket layanan komprehensif, termasuk tes HIV, penyuluhan dan bantuan.
Diperkirakan, 15 juta orang menjalani pengobatan anti-retroviral. Berdasarkan rekomendasi baru ini, jumlah itu akan meningkat dan menjadi 37 juta orang, sebuah target yang menurut WHO dapat dicapai pada tahun 2020.
Meg Doherty mengatakan, perlu biaya sebesar 18.4 milyar dolar setiap tahun untuk lima tahun ke depan, guna memperluas akses ke pelayanan pengobatan. Tetapi ia mengatakan, setiap dolar yang ditanamkan untuk pengobatan HIV akan memberi pengembalian senilai 15 dolar dalam bentuk peningkatan kesehatan dan penurunan infeksi serta dapat mencegah 21 juta kematian terkait AIDS pada tahun 2030. [ps/jm]
Sumber : http://www.voaindonesia.com
“Kami juga yakin, dengan memulai terapi dini pada lebih banyak orang, kami akan punya kesempatan mengakhiri penyakit AIDS pada tahun 2030, dan mengakhiri wabah kesehatan publik ini tidak berarti virusnya hilang sama sekali. Tetapi berarti, infeksi baru jauh lebih sedikit dibandingkan mereka yang menjalani terapi, dan akan semakin sedikit orang terkena infeksi,” ujar Doherty.
WHO juga menganjurkan pengobatan anti-retroviral untuk pasien yang beresiko besar terkena HIV, misalnya pria yang berhubungan seks dengan pria lain, atau pengguna narkoba dengan alat suntik. Terapi pencegahan itu seharusnya menjadi bagian dari sebuah paket layanan komprehensif, termasuk tes HIV, penyuluhan dan bantuan.
Diperkirakan, 15 juta orang menjalani pengobatan anti-retroviral. Berdasarkan rekomendasi baru ini, jumlah itu akan meningkat dan menjadi 37 juta orang, sebuah target yang menurut WHO dapat dicapai pada tahun 2020.
Meg Doherty mengatakan, perlu biaya sebesar 18.4 milyar dolar setiap tahun untuk lima tahun ke depan, guna memperluas akses ke pelayanan pengobatan. Tetapi ia mengatakan, setiap dolar yang ditanamkan untuk pengobatan HIV akan memberi pengembalian senilai 15 dolar dalam bentuk peningkatan kesehatan dan penurunan infeksi serta dapat mencegah 21 juta kematian terkait AIDS pada tahun 2030. [ps/jm]
Sumber : http://www.voaindonesia.com
0 komentar:
Post a Comment