Pelayanan kefarmasian kini telah semakin berkembang. Selain
berorientasi pada produk (product oriented) juga berorientasi kepada
pasien (patient oriented). Peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan menyebabkan meningkatnya konsumsi obat terutama
obat bebas, kosmetik, kosmeseutikal, health food, nutraseutikal, dan
obat herbal.
Berbagai tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dunia kefarmasian seperti Pharmaceutical
care yaitu obat sampai ke tangan pasien dalam keadaan baik, efektif dan
aman disertai informasi yang jelas sehingga penggunaannya tepat dan
mencapai kesembuhan. Selain itu kini timbul penyakit baru dan perubahan
pola penyakit yang memerlukan pencarian obat baru atau obat yang lebih
unggul ditinjau dari efektivitas dan keamanannya.
Penyalahgunaan obat dan ketergantungan pada narkotika dan
psikotropika yang meningkat juga menjadi tuntutan untuk dapat mengawasi
penggunaan obat tersebut, mencari atau mensintesis obat yang lebih aman
dan mampu memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan obat.
Sebagai partner dokter, farmasis dituntut untuk menguasai lebih
mendalam ilmu farmakologiklinis dan farmakoterapi serta ilmu farmasi
sosial dan komunikasi. Farmasis sebagai penanggung jawab pengadaan obat
di apotek, rumah sakit, pedagang besar farmasi, puskemas, dituntut untuk
dapat berperan dalam perkembangan industri farmasi, perkembangan Drug Delivery System,
perkembangan farmasi veteriner, perkembangan medical devices (alat
kesehatan, pereaksi diagnostik), pengembangan cara produksi dan metode
kontrol kualitas.
Sementara dalam bidang pemerintahan, farmasis berfungsi dalam
perizinan, pengaturan, pengawasan, pengujian, pemeriksaan, dan
pembinaan. Untuk mengakomodasi tuntutan tersebut, diperlukan sistem
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan tenaga farmasi dengan bekal
ilmu pengetahuan keprofesian yang mutakhir.
Bioteknologi terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas
dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya.
Peran dan aplikasi bioteknologi dalam ilmu farmasi salah satunya yaitu
pengembangan obat baru, serta penemuan produk vaksin. Dengan dasar hal
tersebut, Program Studi S2 Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi
menggelar Seminar Nasional Pharmaceutical Update pada Minggu (13/9) di
Gedung A USB.
Seminar dan workshop ini diperuntukkan bagi mahasiswa dan praktisi
kesehatan. Hadir sebagai pembicara antara lain dr. Hari Wahyu, M.Kes.,
Sp.A., yang menyampaikan materi terkait perkembangan terbaru produk
vaksin. Pembicara kedua yakni Dr. Ana Indrayati, M.Si., yang
menyampaikan tema tentang aplikasi bioteknologi dalam pengembangan obat
baru. Pembicara ketiga, Drs. Bambang Purwanto., Apt., menyampaikan
materi terkait trend industri farmasi di masa depan. Sementara pembicara
keempat, Dra. Tri Asti Isnariani, M.Si., Apt., M.Farm dari BPOM Depkes
RI menyampaikan materi terkait update informasi bidang obat.
Seminar Nasional Pharmaceutical Update ini selain bertujuan untuk menambah wawasan khususnya mengenai ilmu farmasi, sains dan teknologi, juga bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan peserta tentang aplikasi bioteknologi dalam pengembangan obat baru, perkembangan obat terbaru dari produk vaksin, pengembangan industry farmasi di masa depan, sekaligus sebagai wadah komunikasi antar praktisi kesehatan dalam rangka membagi pengetahuan, kemampuan dan pengalaman.
Melalui seminar ini diharapkan para peserta bisa menambah wawasan
mengenai perkembangan ilmu sains dan bioteknologi terkini di Indonesia
dan dunia. Sementara bagi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi,
melalui seminar ini USB bisa menunjukkan komitmen, integritas, dan
eksistensi dalam mengembangkan dunia kefarmasian. (ril/ris)
Sumber: tubasmedia.com
0 komentar:
Post a Comment