Monday, January 18, 2016

Posted by muhammad haswadrianto | File under :
Pelayanan kefarmasian kini telah semakin berkembang. Selain berorientasi pada produk (product oriented) juga berorientasi kepada pasien (patient oriented). Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan menyebabkan meningkatnya konsumsi obat terutama obat bebas, kosmetik, kosmeseutikal, health food, nutraseutikal, dan obat herbal. 

Berbagai tuntutan yang ada di masyarakat menjadi tantangan untuk pengembangan dunia kefarmasian seperti Pharmaceutical care yaitu obat sampai ke tangan pasien dalam keadaan baik, efektif dan aman disertai informasi yang jelas sehingga penggunaannya tepat dan mencapai kesembuhan. Selain itu kini timbul penyakit baru dan perubahan pola penyakit yang memerlukan pencarian obat baru atau obat yang lebih unggul ditinjau dari efektivitas dan keamanannya.

Penyalahgunaan obat dan ketergantungan pada narkotika dan psikotropika yang meningkat juga menjadi tuntutan untuk dapat mengawasi penggunaan obat tersebut, mencari atau mensintesis obat yang lebih aman dan mampu memberikan informasi tentang bahaya penyalahgunaan obat.

Sebagai partner dokter, farmasis dituntut untuk menguasai lebih mendalam ilmu farmakologiklinis dan farmakoterapi serta ilmu farmasi sosial dan komunikasi. Farmasis sebagai penanggung jawab pengadaan obat di apotek, rumah sakit, pedagang besar farmasi, puskemas, dituntut untuk dapat berperan dalam perkembangan industri farmasi, perkembangan Drug Delivery System, perkembangan farmasi veteriner, perkembangan medical devices (alat kesehatan, pereaksi diagnostik), pengembangan cara produksi dan metode kontrol kualitas.

Sementara dalam bidang pemerintahan, farmasis berfungsi dalam perizinan, pengaturan, pengawasan, pengujian, pemeriksaan, dan pembinaan. Untuk mengakomodasi tuntutan tersebut, diperlukan sistem pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan tenaga farmasi dengan bekal ilmu pengetahuan keprofesian yang mutakhir.

Bioteknologi terus berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya. Peran dan aplikasi bioteknologi dalam ilmu farmasi salah satunya yaitu pengembangan obat baru, serta penemuan produk vaksin. Dengan dasar hal tersebut, Program Studi S2 Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi menggelar Seminar Nasional Pharmaceutical Update pada Minggu (13/9) di Gedung A USB.

Seminar dan workshop ini diperuntukkan bagi mahasiswa dan praktisi kesehatan. Hadir sebagai pembicara antara lain dr. Hari Wahyu, M.Kes., Sp.A., yang menyampaikan materi terkait perkembangan terbaru produk vaksin. Pembicara kedua yakni Dr. Ana Indrayati, M.Si., yang menyampaikan tema tentang aplikasi bioteknologi dalam pengembangan obat baru. Pembicara ketiga, Drs. Bambang Purwanto., Apt., menyampaikan materi terkait trend industri farmasi di masa depan. Sementara pembicara keempat, Dra. Tri Asti Isnariani, M.Si., Apt., M.Farm dari BPOM Depkes RI menyampaikan materi terkait update informasi bidang obat.

Seminar Nasional Pharmaceutical Update ini selain bertujuan untuk menambah wawasan khususnya mengenai ilmu farmasi, sains dan teknologi, juga bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan peserta tentang aplikasi bioteknologi dalam pengembangan obat baru, perkembangan obat terbaru dari produk vaksin, pengembangan industry farmasi di masa depan, sekaligus sebagai wadah komunikasi antar praktisi kesehatan dalam rangka membagi pengetahuan, kemampuan dan pengalaman.

Melalui seminar ini diharapkan para peserta bisa menambah wawasan mengenai perkembangan ilmu sains dan bioteknologi terkini di Indonesia dan dunia. Sementara bagi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi, melalui seminar ini USB bisa menunjukkan komitmen, integritas, dan eksistensi dalam mengembangkan dunia kefarmasian. (ril/ris)

Sumber: tubasmedia.com

0 komentar:

Powered by Blogger.