Tuhan menciptakan makhluk-Nya didunia
ini tidak ada yang tidak bermanfaat, sekecil apapun itu, termasuk Habbatu al-sauda atau jintan hitam (Nigella sativa).
Racun adalah
Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke dalam tubuh akan
menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan kematian (Taylor). Di sisilain,
seiring perkembangan zaman banyak pakar yang telah menemukan berbagai macam
obat atau bahan yang dapat membantu dalam perkembangan bidang kesehatan salah
satunya racun. Racun adalah zat mematikan namun racun juga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan pengobatan jika di kelolah dengan baik dan benar.
Bombina orientalis ditemukan di timur laut Cina
(provinsi Heilongjiang, Hebei, Shandong, Anhui, dan Lianoning). Kodok ini juga
dapat ditemukan di Korea, Thailand, dan Jepang selatan (pulau Kiushiu dan
Tsushima). Bombina orientalis juga
terdapat di Primorye dan Khabarovsk wilayah
Rusia (Kuzmin and
Vredenburg, 2003).
Klasifikasi
dari hewan ini adalah sebagai berikut :
Kingdom : Aminalia
Phylum : Chordata
Class : Amphibi
Ordo : Anura
Famili : Bombinatoridae
Genus : Bombina
Spesies : Bombina orientalis
Kodok perut api ini menempati berbagai
habitat yang berbeda. Mereka hidup pada ketinggian tinggi di pohon cemara,
pinus atau hutan gugur, lembah sungai, rawa bushlands, dan padang rumput
terbuka. Kehidupan kodok perut api di atau sekitar berbagai jenis air, termasuk
stagnan dan air di danau, kolam, rawa, sungai, mata air, bahkan genangan air
dan selokan. Biasanya, spesies ini tetap relatif dekat dengan air, tetapi pada
akhir musim panas mereka tinggal hingga beberapa ratus meter dari air (Kuzmin and
Vredenburg, 2003).
Sesuai
namanya, "Bombina
orientalis" (Oriental fire-bellied toad), kodok ini
memiliki warna merah di bawah bagian tubuhnya, sedangkan bagian atasnya
berwarna hijau muda agak kekuningan dengan bercak-bercak berwarna hitam yang
berasal dari hasil makanan anthropoda kecil yang mengandung β-carotene (yang
mampu juga digunakan sebagai obat pada erythropoietic protoporphyria, kanker
payudara dan pencegahan AMD/age-related macular degeneration). Kodok perut api
oriental adalah hewan semi-aquatik sepanjang 4-7,6 cm. Walaupun disebut kodok,
sebenarnya hewan amfibi ini adalah jenis katak. Banyak yang menyebutkan kodok
karena memiliki kulit yang memiliki bentol-bentol yang biasanya umum dimiliki
oleh kodok. Perutnya yang berwarna merah digunakan sebagai pertahanan diri.
Saat predator mendekat, katak ini berdiri dan menunjukan perutnya. Predator
akan mengetahui bahwa hewan ini beracun. Betina dapat bertelur antar 40 hingga
100 butir telur. Larva akan menetas dalam waktu antara 3 sampai 10 hari,
tergantung pada suhu air. Larva
akan mendapatkan kaki pada usia 6-8 minggu dan bisa mulai berkeliaran di tanah
dalam waktu 12-14 minggu (http://www.primagama-sidoarjo.com/).
Racun/toksin dari kodok dihasilkan oleh semacam kelenjar
khusus yang terletak dibawah kulit. Kelenjar itu sendiri bisa mendapatkan
bahan-bahan kimia yang dibutuhkannya untuk memproduksi racun karena terdapat
senyawa kimia alkaloid dari hewan-hewan dan serangga yang di makan oleh kodok
ini. Walaupun beracun, manusia tidak perlu menaruh ketakutan berlebihan kepada
kodok ini, karena racun yang dihasilkan dari kodok ini hanya aktif bila
tertelan atau masuk ke dalam aliran darah manusia.
Kodok kecil beracun
ini mengeluarkan cairan/keringat bercampur dengan racun saat dirangsang.
Menurut Prof Christopher Shaw dari Queen's University at Belfast School of
Pharmacy, dalam keringat tersebut terdapat protein yang dapat membantu
menyembuhkan luka. Peptida di dalamnya membantu pembentukan pembuluh darah.
Racun ini bisa meminimalkan pertumbuhan jaringan parut dan mempercepat
penyembuhan. Kurang dari setahun obat itu akan diuji coba pada manusia dan
sudah siap dipatenkan di China serta Amerika Serikat (http://health.detik.com/).
Kodok ini juga memiliki musuh di alam liar karena spesies
ular Leimadophis epinephelus diketahui memiliki kekebalan khusus terhadap racun
yang dihasilkan dari kodok ini. Sejauh ini, ular Leimadophis epinephelus
merupakan satu-satunya musuh alamiah kodok yang sudah teridentifikasi oleh
manusia.
0 komentar:
Post a Comment