Bangsa
Mesir Kuno tahu bahwa trauma fisik bisa menyebabkan cedera, dan mereka tahu
bahwa gigitan ular dan kalajengking dapat menyebabkan penyakit serius.
Meskipun mereka tidak tahu bagaimana hal itu terjadi, mereka juga menyadari
bahwa beberapa penyakit dapat menyebar dari satu orang ke orang lain, tapi
mereka tahu apa-apa tentang bakteri dan virus dan cenderung menganggap bahwa
setiap masalah medis mereka tidak sepenuhnya memahami harus, setidaknya
sebagian , disebabkan oleh setan ganas.
Jika
penyakit penyebab supranatural, adalah wajar untuk menggunakan sihir untuk
mencoba menyingkirkannya. Seorang dewa atau dewi simpatik mungkin diundang
untuk menyelamatkan pasien. Sebuah mantra sihir mungkin diucapkan untuk
mengusir setan pergi. Sementara beberapa obat lakukan atau dianggap memiliki
kekuatan kuratif, yang lain sengaja menjijikkan dengan harapan setan-setan
menyebabkan penyakit akan diusir. Agama perawatan biasanya melibatkan sebuah
mantera menciptakan hubungan antara pasien dan dewa. Sebuah setan penyebab
penyakit dapat diharapkan untuk melarikan diri jika berpikir itu adalah
bermain-main dengan dewa besar atau dewi.
Mantra-mantra
berikut ini dikutip dari John F. Nunn, Mesir Kuno Kedokteran (2003) The
British Museum Press:
“Pergi ke tanah. Horus akan mengusir
Anda. Dia akan menghukum Anda. Dia akan memuntahkan engkau keluar.
Jijik
adalah musuh yang ada di luka. Mengusir adalah jahat yang ada di dalam darah ….
saya di bawah perlindungan Isis; penyelamatan saya adalah anak Osiris.
Saya
Horus, anak muda dengan jarinya ke mulutnya, sandal dari Horus adalah apa yang
menginjak-injak yang nekhi
ular”.
PERMASALAHAN
MEDIS DAN SOLUSI YANG DILAKUKAN
Permasalahan medis di Mesir kuno berasal dari
kondisi lingkungan dan
gaya hidup. Hidup dan bekerja di dekat sungai Nil mengakibatkan
mereka terancam penyakit seperti malaria dan parasit schistosomiasis, yang
mengakibatkan kerusakan hati dan pencernaan. Cidera akibat pekerjaan yang
sangat berat, terutama dalam bidang konstruksi dan militer, juga sering
terjadi. Kerikil dan pasir di tepung (muncul akibat proses pembuatan tepung
yang belum canggih) merusak gigi, sehingga menyebabkan mereka mudah terserang
abses.
Hidangan yang dimakan orang kaya di
Mesir kuno biasanya mengandung banyak gula, yang mengakibatkan banyaknya
penyakit periodontitis.Meskipun di dinding-dinding makam kebanyakan orang kaya
digambarkan memiliki tubuh yang kurus, berat badan mumi mereka menunjukkan
bahwa mereka hidup secara berlebihan.Harapan hidup orang dewasa berkisar antara
35 tahun untuk laki-laki dan 30 tahun untuk wanita.
Tabib-tabib Mesir Kuno termasyhur
dengan kemampuan pengobatan mereka dan beberapa, seperti Imhotep, tetap dikenang
meskipun telah lama meninggal.Herodotus mengatakan bahwa terdapat pembagian
spesialisasi yang tinggi di antara tabib-tabib Mesir; misalnya beberapa tabib
hanya mengobati permasalahan pada kepala atau perut, sementara yang lain hanya
mengobati masalah mata atau gigi.Pelatihan untuk tabib terletak di Per Ankh
atau institusi “Rumah Kehidupan,”
yang paling terkenal terletak di Per-Bastet semasa Kerajaan Baru dan di Abydos
serta Saïs di Periode Akhir. Sebuah papirus medis menunjukkan bahwa bangsa
Mesir memiliki pengetahuan empiris soal anatomi, luka, dan perawatannya.
SEJARAH OBAT
DAN PRAKTEKNYA
Sejak zaman dahulu, obat-obatan telah
digunakan untuk mengobati penyakit pada manusia dan
hewan. Tanaman obat kuno menggambarkan kekuatan terapi tanaman
dan mineral tertentu. Kepercayaan terhadap kekuatan penyembuhan dari tanaman
dan sejumlah substansi tersimpan secara eksklusif pada pengetahuan
tradisional, yang informasi empirisnya tidak dikenakan dengan pemeriksaan
kritis. Praktek praktek pengobatan dicatat dimulai di daratan
Mesopotamia sekitar 2600 sebelum masehi. Naskah pengobatan ditulis di atas
cetakan tanah liat, dalam catatan tercantum simtom penyakit, resep dari
campuran obat yang digunakan, dan juga doa-doa yang digunakan dalam
penyembuhan. Di daratan Mesir, praktek pengobatan telah dimulai sejak sekitar
2900 tahun sebelum masehi (SM). Dalam mitologi mesir kuno dikenal dewa matahari
(Iris/Ra/Holy Eye) dipercara sebagai dewa pengobatan. Dalam praktek pengembuhan
dewa matahari disimbulkan dengan R/. Simbul ini saat ini digunakan oleh dokter
sebagai simbul resep dalam menuliskan resep obat yang ditujukan kepada
apoteker.
ILMU PENGOBATAN
MESIR KUNO
Dalam hal ini konsep emperis bagian dari tradisi agama
dan juga adanya peran dewa yang semuanya terlibat dengan kesehatan manusia
membuat status dokter sangat tinggi. Salah satu dewa utamanya Imhotep.
imhotep adalah seorang manusia biasa yang menjadi dokter
terkemuka dan juga perdana menteri
arsitek utama astrolok dan ahli matematika. Setelah meninggal imhotep
menjadi pahlawan rakyat dinaikkan posisinya setengah tuhan dan kemudian
ditingkatkan lagi kedudukannya menjadi tuhan sepenuhnya.
Tingginya mutu dan tradisi para dokter Mesir yang
terdidik dapat juga dilihat dari berbagai papyrus medis yang sampai sekarang
dapat diselamatkan. Dua yang terpenting yaitu:
Edwin smith
surgical papyrus tentang ilmu bedah dan ebers papyrus tentang observasi medis
dan cara pengobatan.papyrus-papyrus ini adalah kumpulan kuliah para guru untuk muridnya. dan di mesir kuno papyrus
merupakan buku ajaran ilmu kedokteran yang pertama dalam sejarah.
.
TOKOH PENGOBATAN PADA ZAMAN MESIR KUNO
1. Dewa Thoth
Sorang ahli pengobatan, yang sampai dijuluki dengan Dewa
Kebijaksanaan. ia mengarang antara 36 s.d 42 buku. Enam buku diantaranya
mengenai masalah kedokteran (Tubuh manusia, penyakit, alat-alat pengobatan dan
kebidanan).
2. Imhotep
Hidup di zaman piramid antara 3000 – 2500 SM, menjabat sebagai Kepala Arsitek Negeri dan Penasehat Medis Raja Fir’aun. ia adalah seorang dokter yang mendapat kehormatan sebagai medical demiggod. ia membuat papyrus yaitu dokumen imlu kedokteran kuno yang berisi 43 kasus pembedahan.
Hidup di zaman piramid antara 3000 – 2500 SM, menjabat sebagai Kepala Arsitek Negeri dan Penasehat Medis Raja Fir’aun. ia adalah seorang dokter yang mendapat kehormatan sebagai medical demiggod. ia membuat papyrus yaitu dokumen imlu kedokteran kuno yang berisi 43 kasus pembedahan.
3. Ebers Papyrus
Papyrus ini oleh Universitas Leipzing (Polandia) berisi
observasi yang cermat mengenai penyakit dan pengobatan yang dikerjakan secara
teliti dan mendalam.
CONTOH PENGOBATAN ZAMAN MESIR KUNO
Daging
mentah diaplikasikan pada luka. Hal ini tidak berbeda dengan praktik
modern menerapkan steak untuk mata hitam. Perlakuan daging sering diikuti
dengan menggunakan madu dan minyak. Bakteri tidak dapat tumbuh dalam madu, jadi
ini mungkin pengobatan yang efektif.
Pabrik
ricinus communis, dari mana kita membuat minyak jarak, terkenal di Mesir
Kuno. Dikatakan bahwa seorang wanita bisa membuat rambutnya tumbuh dengan
menggiling biji, menambahkan sedikit minyak, dan menggosok campuran yang
dihasilkan di kepalanya.
Natron,
paling dikenal sebagai agen yang dihapus uap air dalam proses mumifikasi,
direkomendasikan sebagai alat gambar nanah keluar dari mendidih. Komposisi yang
tepat dari natron bervariasi dari daerah ke daerah tetapi itu adalah garam laut
yang mengandung natrium klorida, natrium sulfat, natrium karbonat dan natrium
bikarbonat.
Ground
perunggu digunakan sebagai suatu kosmetik (itu memiliki warna hijau menarik)
tetapi juga digunakan untuk mengobati berbagai penyakit mata dan luka “yang
sudah busuk”.
Sedangkan
Mesir Kuno tahu apa-apa tentang bakteri, mereka mengakui perunggu yang bisa
menyembuhkan gejala kita sekarang tahu disebabkan oleh bakteri.
Sebuah
campuran bagian yang sama dari lemak singa, kuda nil, buaya, kucing, ular dan
Ibex, yang dikatakan sebagai obat untuk kebotakan jika digosok di kulit kepala.
Sebuah
mouse dimasak dalam minyak dapat digunakan untuk mencegah rambut beruban.
Sebuah
mouse panggang ke cinder dan tanah menjadi cekungan susu yang dikatakan sebagai
obat untuk batuk rejan. Tikus adalah unsur utama dalam sejumlah obat, tetapi
alasan di balik ini tetap misteri.
Pain Killers: Orang Mesir Kuno tentu tahu tentang lily air dan teratai,
ganja, poppy, dan mandrake itu. Ada petunjuk, tetapi tidak ada bukti yang
tegas bahwa mereka tahu dari narkotika yang digunakan masing-masing dan di mana
mereka bisa meletakkan untuk mengontrol rasa sakit.
Kandungan:
Sebuah
uji Fertilitas:
Tempatkan
bawang dalam vagina wanita. Jika bau hadir di mulutnya pada hari
berikutnya, maka dia mampu menjadi hamil.
Sebuah
uji Kehamilan:
Emmer
gandum dan biji barley dibasahi setiap hari dengan air seni wanita. If the
seeds sprout she is pregnant. Jika biji berkecambah dia hamil. . Jika jelai
kecambah pertama, anak akan laki-laki, jika Emmer tumbuh pertama anak akan
perempuan. (Ilmu pengetahuan modern telah menunjukkan tingkat akurasi
yang adil dalam aspek kehamilan tes tetapi tidak ada dalam aspek penentuan
seks.)
Baru
minyak dioleskan pada payudara dan bahu seorang wanita saat ia berbaring. Jika
di pagi hari berikutnya, pembuluh darah yang “segar dan baik, tidak ada yang
runtuh” maka dia akan melahirkan anak memuaskan.
Birth
Control:
Masukkan
kotoran buaya di vagina. Ada kemungkinan bahwa resep ini mengacu pada plug
keras dari dun buaya kering dimasukkan di mulut rahim untuk memblokir pintu
masuk sperma, tetapi papirus tidak jelas.
serat,
dibasahi dengan campuran akasia, carob, dan tanggal ditumbuk menjadi madu,
“harus ditempatkan di mulut rahim.”
Untuk
Mencegah Payudara melorot
Lumuri
perut, payudara dan paha dengan darah haid seorang wanita yang baru saja
dimulai.
FARMASI ZAMAN MESIR KUNO
Piramida
yang masih berdiri dengan kokoh hingga saat ini merupakan bukti kekuatan dan
kejayaan bangsa Mesir selain pembalseman mayat-mayat (mumi), lukisan dinding
dan harta benda di kompleks-kompleks pemakaman. Bangsa Mesir mencatat
kejadian-kejadian pada saat itu atau ide-ide mereka (misalnya sistem pengairan
dan pertanian) dengan menulisnya di papyrus atau dalam bentuk hyeroglyph mulai
tahun 3000 SM, sebelum mereka mengembangkan peradaban dengan teknologi
metalurgi (penempaan logam) yang maju. Mereka berdagang dan kadang berperang
dengan negeri-negeri sekitarnya di sebelah timur Mediterania dan Afrika.
Seperti
halnya di Babylonia, pada catatan peninggalan Mesir menunjukkan hubungan yang
dekat antara penyembuhan supranatural dengan penyembuhan empiris. Resep/formula
obat biasanya diawali dengan doa atau mantra tertentu. Di dalam formula-formula
tersebut disebutkan obat-obat yang lebih rumit, bentuk sediaan yang lebih
banyak dan teknik pembuatan yang mendetil. Mungkin yang paling terkenal dari
catatan yang ada adalah Ebers Papyrus, suatu kertas bertulisan yang panjangnya
60 kaki dan lebarnya satu kaki dari abad ke-16 SM. Dokumen ini sekarang berada
di University of Leipzig, untuk mengingat seorang ahli tentang Mesir,
berkebangsaan Jerman, bernama Georg Ebers, yang menemukan dokumen tersebut di
kuburan suatu mumi dan menerjemahkannya sebagian, selama setengah dari akhir
abad ke-19. Sebagaian besar isi Papirus Ebers adalah formula-formula obat, yang
menguraikan lebih dari 800 formula. Selain itu disebutkan juga sekitar 700
obat-obatan yang berbeda. Obat-obatan tersebut terutama berasal dari tumbuhan
walupun tercatat juga obat-obatan yang berasal dari mineral dan hewan.
Obat-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sampai sekarang masih dipakai,
antara lain seperti akasia, biji jarak, adas, disebut bersama-sama dengan yang
berasal dari mineral, seperti besi oksida, natrium bikarbonat, natrium klorida
dan sulfur. Kotoran hewan juga digunakan dalam pengobatan seperti halnya di
Babylonia. Dalam literatur lain disebutkan bahwa psyllium disebutkan dalam
Papirus Ebers dan dikenal sebagai laksatif dan antidiare sekitar tahun 1500 SM.
Saat ini psyllium lebih dikenal dengan nama dagang Metamucil yang sering
dijumpai di apotek. Bahan pembawa sediaan (vehiculum) yang dipakai adalah bir,
anggur, susu dan madu. Madu dan lilin juga sering digunakan sebagai bahan
pengikat (binders) dalam formula-formula tersebut. Mortir, penggiling tangan,
ayakan dan timbangan biasa digunakan oleh orang Mesir dalam membuat
supositoria, obat kumur, pil, obat hisap, troikisi, lotio, salep mata, plester
dan enema; seperti halnya dalam peracikan obat-obatan (teknologi farmasi) saat
ini.
Berbeda
dengan formula-formula bangsa Babylonia yang ditulis secara kualitatif saja,
formula-formula Mesir kuno ditulis secara kuantitatif. Dikenal satuan ro (1 ro
= ± 15 ml). Selain itu juga ditulis lama pengobatan (terapi) empat hari yang
merupakan lama pengobatan yang umum di Mesir saat itu, yang mungkin lebih
menekankan aspek “sihir”nya dibanding hasil observasi klinis. Di bawah ini
adalah salah satu contoh formula tersebut : Formula untuk membersihkan
purulensi :Hyoscyamus 20 roDates 4 roWine 5 roAss’s milk 20 roDi rebus,
dipekatkan dan diminum selama empat hari Salinan formula-formula obat
disebarluaskan dari satu penyembuh ke penyembuh lainnya, juga dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Kadangkala sebagian obat diambil dari formula
aslinya dan dikombinasikan begitu saja dengan obat-obat lain dari formula yang
berbeda. Kemungkinan besar hal ini merupakan awal munculnya pengobatan yang
disebut dengan “polifarmasi” (poli = banyak, farmasi = obat) yang kelak
diketahui sebagai salah satu metode pengobatan yang tidak rasional.
MITOLOGI MESIR KUNO
Praktek
kefarmasian telah dikenal dalam mitologi Mesir. Seperti halnya di Babylonia,
bangsa Mesir juga mengenal dewa-dewa yang berpengaruh dalam pengobatan seperti
Thoth, Osiris, Isis, Horus dan Imhotep. Salah satu simbol yang menghubungkan
praktek kefarmasian saat ini dengan mitologi kuno adalah simbol Rx, yang
dijumpai dalam penulisan resep di seluruh dunia. Sebagian besar pendapat
menyatakan bahwa simbol tersebut berasal dari simbol mata Horus, dewa elang
bangsa Mesir. Horus selalu mengawasi setiap proses pembuatan obat, sebagai
simbol bahwa profesi farmasis selalu mendapat pengawasan dari Tuhan sehingga
setiap pelaku profesi ini harus selalu bekerja dengan baik, cermat dan jujur
karena Tuhan selalu melihat dan mengawasi mereka. Horus ditugaskan oleh Isis,
ibunya sebagai penjaga balai pengobatan (house of medicine) para dewa. Sedangkan
tugas menjaga bejana pembalseman diberikan kepada dewa lain, yakni anepu
(bangsa Yunani menyebutnya anubis) yang mungkin dianggap sebagai farmasis para
dewa selain sebagai dewa kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Tjay, T.H. dan Rahardja, K. Obat-Obat Penting: khasiat, penggunaan
dan efek sampingnya. Farmakologi Umum. PT Elex Media Komputindo. Jakarta, 2007.
hal: 3 – 4
Lullman, H et al. Color Atlas of Pharmacology 2nd
edition. General Pharmacology. Thieme, 2000. hal: 2 – 3
Wirasuta, I.M.A.G., Tren Perkembangan Dunia Farmasi, 18 Desember
2009, Artikel tersedia dari: http://gelgel-wirasuta.blogspot.com/2009/12/tren-perkembangan-dunia-farmasi-tempat.html.
Sukandar, E. Y., Tren Dan Paradigma Dunia Farmasi:
Industri-Klinik-Teknologi Kesehatan, Pidato ilmiah pada acara dies natalis ITB
yang ke 45, Departemen Farmasi, FMIPA, Institut Teknologi Bandung. Artikel
tersedia dari: http://www.itb.ac.id/focus/focus_file/orasi-ilmiah-dies-45.pdf
Tan, S.Y., Medicine in Stamps; Hippocrates: Father of Medicine,
Singapore Med Journals, 2002 Vol 43(1) : 005 – 006, Available from : http://www.sma.org.sg/smj/4301/4301ms1.pdf.
Tan, S.Y., Yeow, M.E., Medicine in Stamps; Paracelsus (1493-1541):
The Man Who Dared, Singapore Med Journals, 2003 Vol 44(1) : 005 – 007,
Available from: http://www.sma.org.sg/smj/4401/4401ms1.pdf.
(Embalming study ‘rewrites’ key chapter in Egyptian history,
13 August 2014, by University of York. Journal Ref: Evidence for prehistoric
origins of Egyptian mummification in Late Neolithic burials. Plos One,
2014. Mummy in the British Museum, image courtesey of Wikimedia
Commons.)
0 komentar:
Post a Comment