Ada yang pernah mengatakan bahwa perasaan itu ibarat laut
yang ada di tanah bumi ini. “Sesuatu” yang berlebihan untuk parameter sebongkah
“perasaan”, itu hal pertama yang terlintas dalam fikiranku dikala itu. Hingga suatu
alasan, fikiran ini membenarkan “sesuatu” tersebut. Laut itu tempat yang sangat
tenang dan juga sangat dalam, namun hingga detik ini tak ada seorang manusiapun
yang dapat mengetahui dengan pasti kapan ketenangan itu tiba dan berakhir serta
tak sederet angkapun yang dapat mengukur kedalaman laut yang paling terdalam
dari yang terdalam.
Jika kendaraan di lautan sebanyak kendaraan yang ada
didaratan, maka tidak bisa dibayangkan seberapa banyak “kendaraan” yang bisa
menjadi korban akan ketenangan dan kedalam dari sang “lautan”. Sepertinya kalimat
ini sudah memukul wajah ku sendiri, but it’s the true.
Sabtu, 21 januari 2017
Perasaan itu datang, tenang namun berombak, hijau namun
sangat dalam, Seakan mengalami brongko kontriksi spontan, mencoba bernafas
didalam laut yang yang maya, meraih permukaan namun tak berujung, hingga
perasaan bahwa “everything happened because of your iniquity”.
Entah kapan perasaan itu akan pergi dan datang lagi, namun satu
yang pasti “saat kau mampu melakukan sesuatu tapi tidak kau lakukan, lalu
hal-hal buruk terjadi.. itu semua karena kesalahanmu” (by the new character of
the new spider-man) :)
Sabtu, 21 januari 2017
Semua hal yang terjadi di dunia ini tidak luput dari
pengawasan Tuhan yang Maha Kuasa dan semua hal yang terjadi di dunia ini adalah
karena izin Nya, hal ini seperti dalam alquran surah al-An’aam ayat 59 “…Tiada
sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)…” Dialah Allah
yang menciptakan dan mengatur segala
peristiwa di dunia, bagaimana mareka bermula dan bagaimana bereka berakhir. Termasuk
fenomena “lautan” dalam diri seseorang.
Tidak ada seorangpun yang akan bertahan hidup lama membawa
perasaan seperti ini, dan satu-satunya cara untuk menenangkan ombak ini
hanyalah dengan meminta izin sang Maha Kuasa untuk membuatnya menjadi lebih
tenang. Namun permohonan izin tersebut tidak akan semerta-merta di
disposisikan, sebab segalanya pasti memiliki pemicu dan selama pemicu tersebut
tidak di atasi maka permohonan izin bisa jadi belum di acc kan.
Islam memiliki pengajaran yang membentangkan dua hubungan
yang sangat harmonis yaitu Hablum minallah wa Hablum minanna. Hal ini dapat diartikan hubunganmu terhadap
Tuhan bisa dipengaruhi sebagaiaman Hubunganmu terhadap manusia. Hablum minallah
harusnya diiringi dengan hablum minannas karena hubungan ini yang akan
mempengaruhi setiap permohonan yang kita inginkan.
Tiang agama dalam islam (Sholat) pun memberikan pelajaran
yang berkaitan dengan Hablum minallah wa
Hablum minannas. coba perhatikan, gerakan pembuka dalam sholat adalah
takbiratul ikhrom, kalau dalam bahasa mandar pappamasse
katamber yang bisa menandakan hubungan terhadap Sang Pencipta, Allah yang
Maha Kuasa (Hablum minallah)
sedangkan gerakan penutup dari sholat adalah Salam (kanan dan kiri) yang bisa
diartikan dengan hubungan kira terhadapat sesama manusia (Hablum minannas) yang berada disekitar kita. Salah dua gerakan yang
menjadi bagian penyempurnah satu Tiang Agama (sholat), sudah dipastikan, sholat
tanpa takbir dan salam tidak akan berarti apa-apa.
Sabtu, 21 januari 2017
Hari dimana kita diberikan pengajaran secara langsung dari
Allah melalui fenomena “lautan”. Alhamdulillah, jiwa ini masih berada dalam
perhatian-Nya.
Hablum minannas |
Hablum minallah wa
Hablum minannas mungkin hal sulit untuk diterapkan begitu saja, namun ingat
waktu kita didunia masih berada dalam rahasia Tuhan. Jangan sampai menyesal,
karna penyesalan tidak akan memberikan waktu tambahan buat kita.
0 komentar:
Post a Comment