semua orang pasti pernah menkonsumsi obat. obat adalah suatu zat, atau bahan yang dapat digunakan untuk mendiagnosa, atau menyembuhkan beberapa penyakit.
"obat adalah racun, namun yang membedakannya dengan racun adalah Dosis" pernyataan tersebut bukanlah omongkosong semata, dan seharusnya ini menjadi hal yang sangat diperhatikan dan diwaspadai oleh semua orang. jika kau membedah pemahaman manusia tentang obat, maka yang mereka katakan adalah "obat sakit gigi bisa mnyembuhkan sakit gigi, obat tekanan darah bisa menyembuhkan tekanan darah, dan obat asma bisa menyembuhkan penyakit asma"
inilah yang membuat mereka tersesat, bukannya obat yang bisa menyembuhkan penyakit tapi hanya Tuhan lah yang dapat melakukan itu. bahkan obat dewa sekalipun tak akan berguna kalau izin sembuh tidak kau peroleh dari-Nya.
selain persepsi tersebut, banyak diatara manusia yang masih belum paham bagaimana seharusnya mereka merespon obat-obatan yang dikonsumsi. dalam hal ini adalah cara meminumnya. dalam dunia "kami" (baca farmasis) aturan minum obat bukan hanya "sebelum makan dan sesudah makan". kami belajar sejauh ini bukan hanya untuk menyampaikan kedua hal tersebut. begitu banyak hal yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi obat-obatan terutama mengenai bagaimana aturan penggunaannya.
dalam mengkonsumsi obat, ada 3 kemungkinan yang bisa terjadi. pertama adalah gejala penyakit sembuh atau berkurang, kedua adalah obat tidak bekerja, dan ketiga adalah obat tak berefek dan membahayakan. dan ketiga hal itu ditentukan (salah satunya) dari bagaimana cara anda mengonsumsinya. sebagai bahan pertimbangan, lihatlah beberapa obat dibawah ini yang mengalami interaksi akibat mengkonsumsinya secara bersamaan.
Contoh Interaksi farmakokinetika dan farmakodinamik yang terjadi pada obat dalam sebuah resep:
No
|
Obat A
|
Obat B
|
Jenis Interaksi
|
Akibat Interaksi
|
1
|
Codikaf (codein)
|
dexamethason
|
Interaksi farmakokinetik (tidak langsung)
|
Codein adalah prodrug yang dimetabolisme menjadi aktif oleh enzim CYP2D6 (1),
Dexamethasone menginduksi enzim CYP2D6 sehingga meningkatkan metabolism codein (2)
|
2
|
CTM
|
Codikaf (Codein)
|
Interaksi farmakokinetik (tidak langsung),
Interaksi farmakodinamik
|
Obat A sebagai penghambat CYP2D6 sehingga mengurangi efek dari obat B (3)
Codein meningkatkan efek sedasi dari CTM (4)
|
3
|
Codikaf (codein)
|
Ciprofloxacin
|
Interaksi farmakokinetika (interaksi tidak langsung)
|
Obat A mengurangi kadar/efek dari obat B dengan mengubah metabolism obat B (5)
|
4
|
Vitamin c
|
Ciprofloxacin
|
Interaksi farmakodinamik (interaksi langsung
|
Obat A melindungi aktifitas obat B sehingga menurunkan 3 kali lipat efek antimikroba dari obat B (6)
|
Daftar pustaka
1. Gutstein HB, Akil H. Opioid analgesics. In: Brunton LL, Lazo JS, Parker KI., Editors. Goodman and Gilman’s The Pharmacological Basis of Therapeutics. 11th ed. New york, NY: McGraw-Hill; 2006.
2. Smith HS. Opioid metabolism. Mayo Clin Proc. 2009;84;613-624. [PMC free article] [PubMed]
3. Genelex Science that benefit humanity. Physician Guidelines: Drugs Metabolized by Cytochrome P450’s. spanyol. 2005 (www.genelex.com)
4. Fitri Nursanti. Potensi Interaksi Obat pada Resep Pasien PPediatri Studi Retrospektif DI 3 Apotek kota Surakarta Periode juli-Desember 2014. Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.Surakarta.2016
5. Patient Drugs Interactions Source. 2017. RxList. Com
6. Manish Goswami, Suhas H. Mangoli and Narendra Jawali. Antibiotics and Antioxidants: Friends or Foes During Therapy. Fearture article. Issue no. 323. 2011.