Tuhan menciptakan makhluk-Nya didunia ini tidak ada yang tidak bermanfaat,
sekecil apapun itu, termasuk Habbatu al-sauda atau
jintan hitam
(Nigella sativa).
Racun adalah Setiap bahan/zat yang dalam jumlah tertentu bila masuk ke
dalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan penyakit dan
kematian (Taylor). Di sisilain, seiring perkembangan zaman banyak pakar yang
telah menemukan berbagai macam obat atau bahan yang dapat membantu dalam
perkembangan bidang kesehatan salah satunya racun. Racun adalah zat mematikan
namun racun juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan jika di kelolah
dengan baik dan benar.
Bombina orientalis ditemukan di timur laut Cina (provinsi
Heilongjiang, Hebei, Shandong, Anhui, dan Lianoning). Kodok ini juga dapat
ditemukan di Korea, Thailand, dan Jepang selatan (pulau Kiushiu dan Tsushima). Bombina orientalis juga terdapat di Primorye dan Khabarovsk wilayah Rusia
Kodok perut api ini menempati berbagai habitat yang berbeda.
Mereka hidup pada ketinggian tinggi di pohon cemara, pinus atau hutan gugur,
lembah sungai, rawa bushlands, dan padang rumput terbuka. Kehidupan kodok perut
api di atau sekitar berbagai jenis air, termasuk stagnan dan air di danau,
kolam, rawa, sungai, mata air, bahkan genangan air dan selokan. Biasanya,
spesies ini tetap relatif dekat dengan air, tetapi pada akhir musim panas
mereka tinggal hingga beberapa ratus meter dari air
Sesuai namanya, "Bombina orientalis" (read: Oriental fire-bellied
toad), kodok ini memiliki warna merah di bawah bagian tubuhnya, sedangkan
bagian atasnya berwarna hijau muda agak kekuningan dengan bercak-bercak
berwarna hitam yang berasal dari hasil memakan anthropoda kecil yang mengandung
β-carotene (yang mampu juga digunakan sebagai obat pada erythropoietic
protoporphyria, kanker payudara dan pencegahan AMD/age-related macular
degeneration ). Kodok perut-api oriental adalah hewan semi-aquatik sepanjang
4-7,6 cm. Walaupun disebut kodok, sebenarnya hewan amfibi ini adalah jenis
katak. Banyak yang menyebutkan kodok karena memiliki kulit yang memiliki
bentol-bentol yang biasanya umum dimiliki oleh kodok. Perutnya yang berwarna
merah digunakan sebagai pertahanan diri. Saat predator mendekat, katak ini
berdiri dan menunjukan perutnya. Predator akan mengetahui bahwa hewan ini
beracun. Betina dapat bertelur antar 40 hingga 100 butir telur. Larva akan
menetas dalam waktu antara 3 sampai 10 hari, tergantung pada suhu air. Larva akan mendapatkan
kaki pada usia 6-8 minggu dan bisa mulai berkeliaran di tanah dalam waktu 12-14
minggu (http://www.primagama-sidoarjo.com/).
Racun/toksin
dari kodok dihasilkan oleh semacam kelenjar khusus yang terletak dibawah kulit.
Kelenjar itu sendiri bisa mendapatkan bahan-bahan kimia yang dibutuhkannya
untuk memproduksi racun karena mendapatkan senyawa kimia alkaloid dari hewan-hewan
dan serangga yang di makan oleh kodok ini. Walaupun beracun, manusia tidak
perlu menaruh ketakutan berlebihan kepada kodok ini, karena racun yang
dihasilkan dari kodok ini hanya aktif bila tertelan atau masuk ke dalam aliran
darah manusia.
Kodok kecil beracun ini mengeluarkan
cairan/keringat bercampur dengan racun saat dirangsang. Menurut Prof
Christopher Shaw dari Queen's University at Belfast School of Pharmacy, dalam
keringat tersebut terdapat protein yang dapat membantu menyembuhkan luka.
Peptida di dalamnya membantu pembentukan pembuluh darah. Racun ini bisa
meminimalkan pertumbuhan jaringan parut dan mempercepat penyembuhan. Kurang
dari setahun obat itu akan diuji coba pada manusia dan sudah siap dipatenkan di
China serta Amerika Serikat (http://health.detik.com/).
Kodok ini juga
memiliki musuh di alam liar karena spesies ular Leimadophis epinephelus
diketahui memiliki kekebalan khusus terhadap racun yang dihasilkan dari kodok
ini. Sejauh ini, ular Leimadophis epinephelus merupakan satu-satunya musuh
alamiah kodok yang sudah teridentifikasi oleh manusia.
0 komentar:
Post a Comment